Jumat, 01 Mei 2015

Penaklukan Konstantinopel Ditaklukkan Bani Ishaq

SIAPAKAH yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.
Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantinopel adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi.
Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran). Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam (ashhabu rayati Suud) yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantinopel, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr bahwa Nabi saw. bersabda, “Jarak antara pertempuran yang dahsyat dan penaklukan Konstantinopel tujuh tahun, lalu pada tahun ketujuh Dajjal keluar.”
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda,“Pernahkah kamu mendengar sebuah kota yang salah satu dindingnya di darat dan yang satu di laut?” Para sahabat menjawab “Perna, ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Tidak akan datang hari kiamat sehingga kota ini didatangi oleh 70 ribu bani Ishaq. Bila mereka telah datang, maka mereka turun dengan tidak melakukan perang bersenjata dan tidak pula menggunakan panah. Mereka berkata (mengucapkan) kalimat Laa ilaaha illallah wallahu akbar! Lalu robohlah salah satu dinding kota itu. [Tsaur bin Zaid ad-Daili, salah seorang perawi hadits ini) berkata, “Saya tidak mengetahuinya melainkan beliau bersabda, ‘(Dinding yang ada di laut.’] Kemudian pada kali yang kedua mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallah wallahu akbar!’ Lalu runtuhlah dinding yang lain. Kemudian pada kali yang ketiga mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallah wallahu akbar!’ Lantas pintu gerbangnya terbuka, lalu mereka memasukinya dan mengambil harta rampasan. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan tiba-tiba datanglah kepada mereka seorang yang meminta tolong sambil berteriak, ‘Sesungguhnya Dajjal telah keluar!’ Lalu mereka tinggalkan segala sesuatunya, kemudian mereka kembali pulang.”