Jumat, 15 Mei 2015

Mengapa Wanita Tidak Wajib Sholat Jum'at

SELAMA ini kita di Indonesia, utamanya, shalat Jumat itu kewajiban laki-laki. Bagaimana dengan wanita?

Seorang wanita pada dasarnya tidak diwajibkan untuk menghadiri shalat Jumat. Yang wajib bagi mereka untuk dikerjakan adalah shalat Dzhuhur.

Pernyataan seperti ini langsung disebutkan oleh Rasulullah SAWpada salah satu hadits beliau: Dari Thariq bin Syihab ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR Abu Daud)

Al-Imam An-Nawawi berkata bahwa isnad hadits inishahih sesuai dengan syarat dari Bukhari. Ibnu Hajar mengatakan bahwa yang menshahihkan hadits itu bukan hanya satu orang.

Namun apabila seorang wanita tetap ikut melakukan shalat Jumat, maka shalatnya itu telah menggugurkan kewajiban shalat Jumat atasnya. Sehingga dia tidak perlu lagi mengulanginya dengan shalat Jumat.

Adapun adanya dalil yang Al-Quran di dalam surat Al-Jumu’ah tentang khitab kepada orang-orang beriman yang mencakup laki-laki dan perempuan, memang ayat itu tidak salah. Pada dasarnya memang kalau Allah SWT memanggil dengan panggilan “Wahai orang-orang yang beriman”, memang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Namun karena ada hadits di atas yang menjadi muqarin (pembanding) dari keumuman ayat Al-Quran itu, maka kita harus menggabungkannya. Sehingga menjadi pengertian bahwa shalat Jumat itu tidak wajib bagi wanita, hanya wajib bagi laki-laki. Namun bila seorang wanita ikut shalat Jumat, maka tetap sah dan cukup baginya shalat Jumat itu tanpa perlu lagi melakukan shalat Dzhuhur.

Dalam metologi fiqih, bila ada dua dalil yang sama-sama shahih, harus dicarikan titik temu antara keduanya. Bukan dengan sistem gugur, di mana salah satunya harus kalah.

Ayat Al-Quran tidak boleh ditabrakkan begitu saja dengan hadits nabawi. Tidak dibenarkan menggugurkan sebuah hadits nabawi yang shahih dan menganggapnya tidak berlaku, hanya karena alasan ada ayat Quran yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan ketika memerintahkan shalat Jumat. 

Rabu, 13 Mei 2015

Tak Ada Jalan Lain

PENGOBATAN penyakit spiritual dan kesejahteraan serta kesehatan hati bukanlah perkara enteng dan tidak boleh diabaikan. Perlu usaha keras untuk mencapainya. Kita harus berjuang melawan diri sendiri. Kadang kita harus merelakan beberapa kenikmatan.

Bukan berarti kita menolaknya, tetapi pada suatu saat kita harus berkorban denganmengurangi kenikmatan untuk sesuatu yang jauh lebih tinggi dan membahagiakan. Semua ini dibutuhkan untuk menyucikan kehidupan manusia. Demi mencapai tingkat yang mulia, kita harus menganggap kesulitan sebagai kesenangan dan persoalan sebagai kekayaan.

Anggaplah duka cita sebagai suatu kenyamanan karena tujuan di baliknya adalah membuat Anda lebih tinggi. Pandanglah mata hyena di tengah kerumunan domba seolah-olah ia mutiara.

Seseorang yang berhati sehat, menjalani hidupnya dengan damai dan tenang. Ia meraih keputusan dari Tuhannya. Dukacita dunia akan kebahagiaan spiritual. Ketika seseorang berhati damai meninggalkan dunia ini, ia akan memulai kehidupan yang benar-benar nyaman dan penuh dengan kenikmatan.

Ia akan ditawari berbagai kekayaan yang belum  pernah dipandang mata, didengar telinga, dan dibayangkan kepala. Ia akan meraih kejayaan sejati. Apa pun yang ia inginkan, langsung tersaji di hadapannya. 

Minggu, 10 Mei 2015

Kemungkinan Matahari Terbit Dari Barat Itu Mungkin

“Tidaklah tegak hari kiamat hingga berperang dua kelompok besar kaum manusia… (yang kemudian di dalamnya disebutkan ) hingga terbitnya Matahari dari arah Barat.  Apabila ia telah terbit (dari arah Barat) dan manusia melihatnya, maka berimanlah mereka semua. Pada hari itu tidaklah bermanfaat keimanan seseorang yang tidak beriman sebelum hari itu atau belum mengusahakan kebaikan di masa imannya” (HR. Bukhari-Muslim)

TENTU kita masih ingat dengan kehebohan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Bahkan, Amerika sampai memproduksi film ‘2012’ yang isinya tentu saja tentang hari kiamat. Namun, sampai saat ini kiamat yang diramalkan oleh suku Maya pada tahun 2012, tidak pernah terjadi. Selain heboh ‘Kiamat,’ ternyata tahun 2012 juga menjadi tahun yang diprediksi sebagai tahun perpindahan Kutub Utara ke Selatan. Sudah terbayang bilamana perpindahan kutub itu tentu ada hubungannya dengan salah satu tanda Kiamat, yaitu terbitnya Matahari dari Barat. Rasulullah saw bersabda:

“Aku menghapal dari Rasulullah saw sebuah hadits yang aku tidak lupa setelahnya. Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya tanda-tanda (besar hari kiamat) pertama yang akan muncul adalah terbitnya Matahari dari arah Barat.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Setelah 14 abad lebih berlalu, sabda Rasulullah ternyata semakin mendekati kenyataan. Menurut logika, jika Kutub Utara berpindah ke Selatan, maka secara hukum Barat dan Timur akan berpindah pula. Secara langsung, perubahan kutub akan otomatis mengubah posisi Barat dan Timur.

Investigasi lanjutan mengenai anomali-anomali 2012 tiba pada verifikasi ilmiah yang paling menggetarkan. NASA memprediksi bahwa dalam beberapa tahun ke depan ada kemungkinan terjadi perubahan Kutub Magnet Bumi yang merupakan siklus ribuan tahun dari planet dan bintang.

Meski sulit dipercaya, sebagai contoh NASA mengatakan bahwa pada tahun 2001, Matahari telah mengalami perubahan kutub tersebut. Namun karena massa Matahari relatif tetap dan kita tidak tinggal disana maka manusia tidak merasakan perubahan ini.

Seperti kita ketahui bumi dapat diibaratkan sebutir telur dimana kulit telur adalah daratan dan lautan tempat kita berpijak, dan cairan telur adalah material vulkanis logam cair dan inti bumi adalah kuning telur yang merupakan logam padat bersuhu tinggi.

Dan inti bumi inilah yang memiliki medan magnet yang keluar dari Kutub Utara menuju Kutub Selatan yang dikenal dengan Sabuk Van Hallen. Medan magnet ini melindungi bumi dari sinar kosmis Matahari yang memungkinkan kehidupan berjalan dengan normal.

Dalam beberapa dekade terakhir, NASA menyatakan bahwa Kutub Utara telah bergeser dalam derajat yang signifikan, dan tidak ada yang bisa memastikan kapan terjadi pergeseran total Kutub Utara menjadi Kutub Selatan ini. Bisa dalam hitungan tahun, atau masih ratusan tahun lagi.

Bukan berarti bumi yang berputar balik, tapi karena inti bumi dan kerak bumi diisi oleh cairan, posisi inti dan keraklah yang sebenarnya berputar (Seperti kuning telur berputar didalam telur yang sedang diam).

Jadi apakah efeknya terhadap kehidupan di dunia ini? Satu hal yang bisa dipastikan adalah jarum kompas kita tidak akan lagi menunjuk ke arah Utara namun mengikuti kutub magnet Utara yang sudah pindah di Selatan.

Cuma jarum kompas berubah arah? Mungkin saja. Skenario terburuknya malah kemungkinan terjadi sedikit gangguan magnetik yang bisa merusak peralatan elektronik, satelit, pembangkit listrik atau piranti teknologi lainnya.

Jadi benarkah kita tidak perlu khawatir? Coba dipikirkan lagi, apabila kutub magnetik Utara bumi ada di Selatan, darimanakah Matahari kita akan terbit? [sm/islampos/berbagaisumber]

Kamis, 07 Mei 2015

Dua Raka'at Yang Dirindukan

DI SUDUT tempat sujud itu, terdengar sayup isak tangis. Ku dekati suara itu yang tak lain adalah isak tangis sajadahku.

Ku tanya padanya, “Ada apa denganmu?!”

Dalam temaram ruangan, dia menjawab pelan sambil menyeka airmatanya. Jawabnya,

Dulu sebelum kau mengisi kajian, kau sempatkan DUA RAKA’AT dengan harapan mendapat kelancaran. Tapi kini, kau lebih sibuk memikirkan presentasi, menghafal syair atau merangkai lelucon ringan sebagi persiapan.

Dulu sebelum kau menulis novel atau kitab, kau sempatkan DUA RAKA’AT dengan harapan mengalirnya inspirasi yang dahsyat. Tapi kini, kau lebih sibuk merangkai retorika atau kata puitis melankolis, mengejar deadline atau hanya sekedar untuk mendapat keartisan sesaat.

Dulu di saat Dhuha, kau sempatkan DUA RAKA’AT dengan harapan lancarnya segala urusan di hari itu. Tapi kini, kau belajar dan bekerja tak kenal waktu, seolah lupa DIA lah yang selama ini memberimu rizqi dan ilmu.

Dulu di 1/3 malam, minimal, kau sempatkan DUA RAKA’AT dengan harapan bisa bermuhasabah dan memohon padaNya. Tapi kini, dengan alasan sudah penat dan kelelahan, kau panjangkan tidur tak sempat berduaan dengan-Nya.

Dulu sebelum syuro’, kau sempatkan DUA RAKA’AT dengan harapan lancar dan tuntasnya agenda da’wah. Tapi kini, kau lebih memilih datang telat atau bahkan izin dengan alasan mengejar Ma’isyah atau mungkin Aisyah. (Astaghfirullah wa na’udzubillah)

Apa kini kau lupa atau terlena?

Kembalilah seperti dulu, pribadi yang islami yang tersibghoh (tercelup) warna Illahi. Berazzam membina generasi Rabbani, melestarikan budaya Qur’ani yang tak pernah membiarkan cahaya Da’wah ini mati terhempas urusan duniawi.

Aku Rindu Masa Itu. Aku Rindu Airmata Sujudmu. Aku Rindu Dua Raka’atmu!!!

Minggu, 03 Mei 2015

Aku Berbuat Baik Kepadamu..??

ORANG badui itu datang dari jauh. Ia sengaja menempuh sekian hari perjalanan untuk bertemu dengan Rasulullah saw. Walaupun ia memang seorang dari udik, tapi ia sudah mendengar nabi akhir zaman itu. Ia sendiri menghadap Rasulullah saw untuk meminta sesuatu. Ia sangat ingin mempunyai barang dari Rasulullah saw.
Ketika itu Rasulullah saw sedang dirubungi oleh para sahabatnya. Seperti biasa, mereka tengah berkumpul saling menasehati, saling memberi kabar dan menjalin ukhuwah. Ketika orang badui itu datang, kerumunan itu sejenak terpecah. Semuanya menatap ke lelaki badui itu.
Tanpa menunggu lama, orang badui itu akhirnya mengemukakan maksudnya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kedatanganku ini tidak saja ingin menemuimu. Tapi aku juga ingin meminta sesuatu darimu. Apa sajalah yang sekiranya bisa kauberikan dan aku terima,” ujarnya tanpa basa-basi lagi. Memang begitulah adanya keadaan orang badui itu. Mereka biasanya bicara langsung ke pokok permasalahannya.
Rasulullah saw tersenyum sebentar. Didalam hatinya ia tidak tahu apa yang mesti diberikan kepada lelaki yang tampaknya kasar itu. Akhirnya ia mengambil sesuatu dan segera memberikannya kepada lelaki badui itu. “Ini yang mungkin bisa kuberikan kepadamu.”
Kata Rasulullah saw, “Aku telah berbuat baik padamu.”
Lelaki badui itu menerimanya dengan dahi berkerut. Tampak jelas ia tidak menyukai pemberian Rasulullah saw. Sedetik kemudian ia menyampaikan perasaannya itu dengan suara yang keras. “Pemberianmu tidak bagus aku tidak mau memilikinya.”
Rasulullah saw terdiam. Selintas mukanya merah. Para sahabat sendiri ketika itu langsung berdiri. Mereka serentak mengerumuni lelaki itu. Para sahabat tersinggung. Berani-beraninya lelaki itu mengatakan begitu rupa bahwa ia tidak menyukai pemberian Rasulullah saw. Para sahabat tahu pasti, bahwa Rasulullah saw jarang sekali mempunyai sesuatu yang bagus. Kebanyakan harta Rasulullah saw memang sederhana sekali, tetapi dengan mengatakan langsung seperti itu, siapa yang tidak akan marah. Lelaki badui itu nyata tidak menghormati pemberian Rasulullah saw. Kemarahan para sahabat segera menyelimuti tempat itu.
Ketika para sahabat hendak serentak bergerak, Rasulullah saw memberi isyarat. “Bersabarlah, dan jangan melakukan sesuatu apapun kepadanya,” ujarnya.
Kemudian segera Rasulullah saw pulang ke rumahnya. Tidak lama memang. Beberapa waktu kemudian, Rasulullah saw kembali lagi.
Ia membawa sesuatu yang tampaknya akan diberikan kepada lelaki badui itu. Memang benarlah, sesuatu itu kemudian diberikan kepada lelaki badui yang sebelumnya menolak pemberian Rasulullah saw. “bagaimana dengan yang ini?” kata Rasulullah saw seraya memberikan apa yang ada di tangannya itu.
Wajah lelaki itu kemudian sedikit berseri-seri. Tampaknya ia menyukai apa yang diberikan Rasulullah saw kepadanya kali ini.
Rasulullah saw bertanya, “Apakah aku berbuat baik kepadamu?”
Dengan wajah yang sangat gembira lelaki badui itu sedikit menukas, “Ya, semoga Allah membalas kebaikan engkau, keluarga dan kerabat.”
Kemudian setelah itu, lelaki itu pamit begitu saja meninggalkan Rasulullah saw dan para sahabat. Setelah kepergiannya, para sahabat saling memandangi. Rasulullah saw sendiri tidak berkata apa-apa. Keesokan harinya ketika mereka berkumpul kembali, para sahabat sebenmarnya masih menungu-nunggu gerangan penjelasan Rasulullah saw akan kejadian kemarin. Rasulullah saw mengerti.
Setelah semuanya berkumpul mengelilinginya dalam majlis itu, Rasulullah saw berkata, “Nah, kalau pada waktu badui itu berkata yang sekasar kalian dengar, kemudian kalian tidak bersabar, kalian marah lalu kalian mengasarinya, maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena aku memperlakukannya dengan baik, maka ia selamat.”
Sahabat pun mengerti perlakuan Rasulullah saw tersebut. Memang setelah beberapa hari, lelaki badui itu mau diperintah untuk melaksanakan tugas penting yang berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya dengan taat. Sahabat semakin kagum kepada Rasulullah saw. Ia memberikan contoh kepada mereka semua tentang berlapang dada. Ia tidak panik dan marah menghadapi kekasaran seorang yang memang demikianlah sifatnya.
Kalaupun saat itu dilakukan hukuman terhadap si badui, tentu hal itu bukan kedhaliman. Namun, Rasulullah saw tidak berbuat demikian. Beliau tetap sabar menghadapinya dan memberikan sifat yang ramah dan lemah lembut. Pada saat itulah beliau saw ingin menunjukan pada semuanya bahwa kesabaran dan lapang dada lebih tinggi nilainya daripada harta benda apapun. 

Jumat, 01 Mei 2015

Penaklukan Konstantinopel Ditaklukkan Bani Ishaq

SIAPAKAH yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.
Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantinopel adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi.
Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran). Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam (ashhabu rayati Suud) yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantinopel, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr bahwa Nabi saw. bersabda, “Jarak antara pertempuran yang dahsyat dan penaklukan Konstantinopel tujuh tahun, lalu pada tahun ketujuh Dajjal keluar.”
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda,“Pernahkah kamu mendengar sebuah kota yang salah satu dindingnya di darat dan yang satu di laut?” Para sahabat menjawab “Perna, ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Tidak akan datang hari kiamat sehingga kota ini didatangi oleh 70 ribu bani Ishaq. Bila mereka telah datang, maka mereka turun dengan tidak melakukan perang bersenjata dan tidak pula menggunakan panah. Mereka berkata (mengucapkan) kalimat Laa ilaaha illallah wallahu akbar! Lalu robohlah salah satu dinding kota itu. [Tsaur bin Zaid ad-Daili, salah seorang perawi hadits ini) berkata, “Saya tidak mengetahuinya melainkan beliau bersabda, ‘(Dinding yang ada di laut.’] Kemudian pada kali yang kedua mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallah wallahu akbar!’ Lalu runtuhlah dinding yang lain. Kemudian pada kali yang ketiga mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallah wallahu akbar!’ Lantas pintu gerbangnya terbuka, lalu mereka memasukinya dan mengambil harta rampasan. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan tiba-tiba datanglah kepada mereka seorang yang meminta tolong sambil berteriak, ‘Sesungguhnya Dajjal telah keluar!’ Lalu mereka tinggalkan segala sesuatunya, kemudian mereka kembali pulang.”